Potensi Wisata Budaya di Sulawesi Tenggara
|
Obyek wisata Budaya yang terdapat di Sulawesi Tenggara yaitu: 1. Kota Kendari - Bunker Jepang - Makam Raja Sao - sao - Makam Syeh Abdul Wahid 2. Kota bau-bau - Benteng Wolio - Benteng Baadiah - Benteng Sorawolio - Museum Baadiah - Benteng Keraton 3. Kabupaten Buton - Kamali / Istana Maligei - Pesta Adat Pakande - Kandea - Tradisi Pusuo 4. Kabupaten Muna Kecamatan Lohia - Makam Sugi Manuru - Makam Patani - Makam Ambona - Makam Sugi Palola Kecamatan Kabawo - Wisata Sejarah dan Budaya - Benteng Loghui - Benteng Lababu - Makam Baijul Abidin Kecamatan Kontu Naga - Makam Moloku - Makam Walau - Kontu Dopi, - Kontu Naga Kecamatan Lawa - Perkelahian Kuda - Benteng La Tompui - Benteng Lasiapamu - Benteng Lakanale - Benteng Wa Obu - Benteng Toko - Benteng Ladaole - Benteng Waakantofi - Benteng Lakadearanda Kecamatan Kabangka - Kesenian Ludruk - Kuda Lumping Kecamatan Napabalano - Benteng kota Lambiku - Makam Lambiku Kecamatan Parigi - Kuburan Wa Ode Kamono Kamba - Benteng Arowodolau - Benteng Arowasolangka - Benteng Mangkario - Benteng Lapano Kecamatan Tiworo Kepulauan - Benteng Wa Obu - Benteng Tiworo Kecamatan Pasir Putih - Benteng Maghane Balano - Benteng Kanosope - Makam Lakamtokurofa - Benteng Langka Mulu-mulo Kecamatan Tongkuno - Benteng lahonti - Batu Berbunga - Mesjid Muna - Makam Kompleks - Perkuburan Raja Wuna - Makam Batu Laiwuru - Makam Sangia Warumbei - Benteng Kota Wuna - Benteng Lapute - Benteng Warimbie - Benteng Kontu Molepe - Benteng Maurano Kecamatan Watupute - Makam La Kokuli - Makam Kowatoputeno Kecamatan Wakorumba Selatan - Makam Wambona Kecamatan Maligano - Mesjid Tua Mutui - Makam Maligano - Benteng Kantolalo - Benteng Maligano - Makam Komaligano 5. Kabupaten Kolaka - Makam Raja Sangia Nibandera sumber : http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/id/commodityarea.php?ic=2512&ia=74 Nilai-nilai Kebudayaan masyarakat TOLAKIota Kendari terdiri dari beberapa suku bangsa, salah satunya adalah suku bangsa Tolaki. Suku ini merupakan suku asli di daratan Sulawesi Tenggara selain suku Muna dari Pulau Muna dan Suku Buton yang berasal dari pulau Buton. Sekitar abad ke-10 daratan Sulawesi Tenggara memiliki dua kerajaan besar yaitu kerajaan Konawe (wilayah Kabupaten Konawe) dan Kerajaan Mekongga (Wilayah Kabupaten Kolaka) secara umum kedua Kerajaan ini serumpun dan dikenal sebagai suku Tolaki. Dalam artikel ini saya akan membahas secara singkat tentang Kebudayaan masyarakat Tolaki.
Dalam perjalanan sejarah Kerajaan Konawe yang berkedudukan di Unaaha pernah menerapkan perangkat pemerintahan yang dikenal dengan SIWOLE MBATOHU sekitar tahun 1602/1666 yaitu :
1) Tambo I ´Losoano Oleo
2) Tambo I´ Tepuliano Oleo
3) Bharata I´Hana;
4) Bharata I´ Moeri
Ditengah-tengah kehidupan sosial kemasyarakatan mereka terdapat satu simbol peradaban yang mampu mempersatukan dari berbagai masalah atau persoalan yang mampu mengangkat martabat dan kehormatan mereka disebut: “KALO SARA” serta kebudayaan Tolaki ini yang lahir dari budi, tercermin sebagai cipta rasa dan karsa akan melandasi ketentraman, kesejahteraan kebersamaan dan kehalusan pergaulan dalam bermasyarakat.
Didalam berinteraksi sosial kehidupan bermasyarakat terdapat nilai-nilai luhur lainnya yang merupakan Filosofi
kehidupan yang menjadi pegangan , adapun filosofi kebudayaan masyarakat
tolaki dituangkan dalam sebuah istilah atau perumpamaan, antara lain
sebagai berikut :
- Budaya O’sara (Budaya patuh dan setia dengan terhadap putusan lembaga adat), masyarakat Tolaki merupakan masyarakat lebih memilih menyelesaikan secara adat sebelum
dilimpahkan/diserahkan ke pemerintah dalam hal sengketa maupun
pelanggaran sosial yang timbul dalam masyarakat tolaki, misalnya dalam
masalah sengketa tanah, ataupun pelecehan. Masyarakat tolaki akan menghormati
dan mematuhi setiap putusan lembaga adat. Artinya masyarakat tolaki
merupakan masyarakat yang cinta damai dan selalu memilih jalan damai
dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.
- Budaya Kohanu (budaya malu), Budaya Malu sejak dulu merupakan inti dari pertahanan diri dari setiap pribadi masyarakat tolaki yang setiap saat, dimanapun berada dan bertindak selalu dijaga,
dipelihara dan dipertahankan. Ini bisa dibuktikan dengan sikap
masyarakat Tolaki yang akan tersinggung dengan mudah jika dikatakan ,
pemalas, penipu, pemabuk, penjudi dan miskin, dihina, ditindas dan
sebagainya. Budaya Malu dapat dikatakan sebagai motivator untuk
setiap pribadi masyarakat tolaki untuk selalu menjadi lebih kreatif,
inovatif dan terdorong untuk selalu meningkatkan sumber dayanya masing-masing untuk menjadi yang terdepan.
- Budaya Merou
(Paham sopan santun dan tata pergaulan), budaya ini merupakan budaya
untuk selalu bersikap dan berperilaku yang sopan dan santun, saling
hormat-menghormati sesama manusia. Hal ini sesuai dengan filosofi
kehidupan masyarakat tolaki dalam bentuk perumpamaan antara lain sebagai
berikut:
Ø “Inae Merou, Nggoieto Ano Dadio Toono Merou Ihanuno”
Artinya :
Barang siapa yang bersikap sopan kepada orang lain, maka pasti orang lain akan banyak sopan kepadanya.
Ø “Inae Ko Sara Nggoie Pinesara, Mano Inae Lia Sara Nggoie Pinekasara”
Artinya :
Barang
siapa yang patuh pada hukum adat maka ia pasti dilindungi dan dibela
oleh hukum, namun barang siapa yang tidak patuh kepada hukum adat maka
ia akan dikenakan sanksi / hukuman
Ø “Inae Kona Wawe Ie Nggo Modupa Oambo”
Artinya :
Barang siapa yang baik budi pekertinya dia yang akan mendapatkan kebaikan
- Budaya “samaturu” “medulu ronga mepokoo’aso”
(budaya bersatu, suka tolong menolong dan saling membantu), Masyarakat
tolaki dalam menghadapi setiap permasalahan sosial dan pemerintahan baik
itu berupa upacara adat,pesta pernikahan, kematian maupun dalam
melaksanakan peran dan fungsinya sebagai warga negara, selalu bersatu, bekerjasama, saling tolong menolong dan bantu-membantu .
- Budaya “taa ehe tinua-tuay”
(Budaya Bangga terhadap martabat dan jati diri sebagai orang tolaki),
budaya ini sebenarnya masuk kedalam “budaya kohanu” (budaya malu) namun
ada perbedaan mendasar karena pada budaya ini tersirat sifat
mandiri,kebanggaan, percaya diri dan rendah hati sebagai orang tolaki .
Mudah-mudahan
dari sekian banyak nilai-nilai budaya masyarakat Tolaki yang ada, apa
yang saya berikan pada artikel ini bisa lebih membuka mata dan memberi sedikit gambaran tentang kebudayaan Masyarakat Tolaki.
Khasanah kehidupan masyarakat di
Kota Kendari Khususnya dan Sulawesi Tenggara Umumnya bukan hanya
dipengaruhi oleh nilai-nilai luhur suku bangsa Tolaki tetapi juga oleh
masyarakat suku lainnya yang berada di “bumi anoa”, kesemuanya menjadi
daya perekat dalam kehidupan bemasyarakat di daerah ini .kerukunan antar
ummat beragama juga memberi warna tersendiri ditengah- tengah kepercayaan dan keyakinan untuk menyerahkan diri kepada Tuhannya masing-masing.
|
LOCAL STORIES
Langganan:
Postingan (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar